Saturday, January 14, 2006

Negara Keliru Urus

Pinggir Jalan Tol Kapuk:13 Januari 2006:19.30 WIB

10 menit bis Damri lepas dari ruas jalan Bandara Cengkareng,

Tiba-tiba perasaan geram, kesal, marah, emosi, berkecamuk jadi satu...

Bayangkan, di saat hujan deras mengguyur Jakarta, Bis Damri jurusan Pasar Minggu yang menjadi pilihan ekonomis (Rp 15 ribu, kalau taksi bisa Rp 100 ribu) satu-satunya harus mogok di pinggir tol Kapuk...

Ini kali kedua pengalaman yang sama terulang...Sebelumnya, dalam hitungan dua bulan ke belakang, bis Damri jurusan Pasar Minggu juga apes...Mogok di pinggir tol Cawang...

Aneh!!! Jurusan Pasar Minggu tapi mogok di pinggir tol Cawang....
Namanya juga sopir angkutan...Soal trayek memang diatas kertas jelas jurusannya...Tapi soal selera jalan bisa lewat mana saja...

Penumpang yang protes langsung disemprot dengan kata mujarab, "Naik taksi aja!"..Dijamin langsung diam (kalau yang tetap nyerocos mungkin mantan sopir angkutan juga)

Sambil menikmati kemarahan, iseng-iseng memutar memori hari ini...

Kebetulan sebelumnya sempat ketemu orang bpkp...

Diskusi soal kasus pln yang menyesakkan...

Betapa tidak, pln harus menyewa software dan hardware dari swasta untuk menjalankan program reguler mereka melayani pelanggan...

Tiap bulan kocek pln harus keluar 1,4 miliar...Sinting!!! Batin ini mengumpat keras...

Orang bpkp itu bilang, di kita ini (baca: Indonesia) kalau mau jual aset negara diturunkan harganya (istilahnya mark-down)...Jual tanah perumnas diturunkan NJOPnya...Mau jual aset BPPN diturunkan harganya...(kalau bisa murah, kenapa harus mahal)

Tapi kalau mau beli barang/jasa baru, harganya pasti dinaikkan....(opposite dari mark-down, yakni mark-up) Beli baju seragam pns dilipatgandakan harganya...Beli bahan bangunan ditinggikan nilainya...Beli pesawat bekas dibilang baru...Dan beli bis Damri busuk...dihargai bis baru (kalau bisa mahal, kenapa dibeli murah)

Konsumen jadi korbannya...
Korban ganda dari salah urus negara...
Pajak yang dibayarkan kepada negara dikorupsi, pelayanan publik yang diberikan negara tidak manusiawi....

Ukuran manusiawi itu gampang: nyaman, murah, cepat...
Seperti juga dalam kasus mogoknya bis Damri, ini akibat langsung dari salah urus negara secara makro....

Spare part tidak dibeli, padahal anggaran dialokasikan...Jika terpaksa membeli, cari barang bekas tapi harga baru....

Ah...aku, kalian dan orang-orang yang mengalami pengalaman serupa adalah korban...Korban dari kekuatan jahat yang mendominasi negeri ini...

Tiba di Kalibata, waktu sudah menunjukan 21.30 WIB...Hujan masih mengguyur...membasahi kepala dan badan ini...

Dibalut dinginnya malam, hati semakin berketetapan, melawan korupsi tidak boleh berhenti....

Kalibata, 23.17 WIB....